Siang kemarin, warga Padang resmi memiliki pemimpin baru. Prosesi pelantikan Fauzi Bahar-Mahyeldi Ansharullah sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang lima tahun mendatang, sekaligus menjadi pemimpin pertama yang dipilih langsung warga ibukota Sumbar ini.
Ratusan karangan bunga berjejer menyambut pemimpin baru. Trotoar di sepanjang Jalan Bagindo Aziz Chan dan M Yamin, depan Mapoltabes, bertabur karangan bunga ucapan selamat. Sejak pagi, ribuan undangan telah memadati kompleks gedung Bagindo Aziz Chan, menyaksikan acara bersejarah itu. Acara pelantikan yang menelan biaya sekitar Rp300 juta itu, memang terasa istimewa. Para undangan yang dibagi pada beberapa kelompok undangan, diupayakan kenyamanan semaksimal mungkin.
Sementara para tamu elit, seperti tokoh nasional, ninik mamak, alim ulama, penghulu, hingga keluarga besar kedua tokoh sentral Kota Padang itu, harus melalui proses pengamanan ketat, ketika memasuki gedung utama. “Seperti di bandara saja,” celetuk seorang ibu-ibu, ketika harus memperlihatkan isi tasnya, dan melewati “gerbang deteksi”.
Pelantikan yang molor sekitar satu jam dari jadwal semula itu, diawali dengan kata sambutan protokol. Namun tiba-tiba “Zzzzzz...zzz,” suara storing (gangguan) sound system, yang terdiri 20 pengeras suara di ruangan itu menggelegar, membuat kaget para undangan.
Bahkan, seorang ibu-ibu terpaksa pindah duduk, akibat kaget. Kondisi itu terjadi sekitar tiga kali selama acara, sehingga beberapa kali pula konsentrasi para undangan terpecah akibat suara berisik itu. Tak hanya itu, ruangan yang hanya berkapasitas sekitar 3.000 orang, ternyata melebihi kapasitas. Alhasil, banyak undangan terpaksa berdiri dan memperhatikan dari luar gedung utama.
Hingga akhirnya, sekitar pukul 09.30 WIB, rombongan keluarga besar Fauzi Bahar dan Mahyeldi Ansharullah tiba di lokasi baralek gadang. Layaknya dayang-dayang, dengan mengenakan seragam biru dan hijau muda, mereka mengiringi kedatangan “anak daro-marapulai ke pelaminan. Menariknya, pemimpin baru Kota Padang ini diarak dengan bendi dari rumah dinas di Jalan Ahmad Yani menuju Gedung Bagindo Aziz Chan.
Saking padatnya tamu, ada beberapa anggota keluarga wali kota dan wakil wali kota terpilih itu, berdiri. Bahkan, adik Fauzi Bahar pun terpaksa duduk di tangga menuju kursi tamu nasional. Begitujuga tujuh dari sembilan anak Mahyeldi Ansharullah yang hadir, juga terpaksa bergantian duduk. Waktu yang ditunggu pun tiba. Suasana khidmat menyelimuti atmosfir lokasi alek. Prosesi pengambilan sumpah, akhirnya dimulai.
Babendi-bendi: Fauzi Bahar-Mahyeldi Ansharullah diarak babendi-babendi dari rumah dinas menuju Gedung Bagindo Aziz Chan, sebelum pelantikan, Rabu (18/2).
Entah karena grogi atau kalimatnya kepanjangan, kalimat sumpah jabatan kepala daerah baru Kota Padang yang mengenakan baju kebesaran serba putih itu, terpaksa diulang dua kali oleh Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi. Ya, mirip seperti pelantikan Presiden AS, Barack Obama. Saat melafalkan kalimat “Memegang Teguh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,” ucapan Fauzi-Mahyeldi tercekat sehingga tak serentak membacanya.
Rela Tidak Berdagang
Sementara itu, di luar gedung, antusias masyarakat menyaksikan pelantikan pemimpin baru mereka, cukup besar. Dengan pakaian seadanya, dan sendal jepit, mereka rela membawa bekal nasi dari rumah dan mau meninggalkan pekerjaan mereka untuk melihat acara pelantikan tersebut.
Suarni, 48, Marnaini, 54 dan Nurlis, 47 contohnya. Tiga sekawan ini rela naik bus umum pagi-pagi sekali dari tempat kediaman mereka di kawasan Bungo Pasang Tabing Padang. Sejak subuh, ketiganya mengaku telah sibuk memasak nasi dan lauk-pauk untuk anggota keluarga mereka di rumah, untuk bekal makan siang di gedung Bagindo Azis Chan nantinya. Mereka tidak tahu, panitia acara menghidangkan makanan gratis bagi para pengunjung.
Suarni dan Marnaini yang biasanya berdagang kecil-kecilan di depan rumah, rela tutup satu hari demi menyambut acara spesial bagi mereka ini. Bahkan, Nurlis yang sejak bertahun-tahun lalu bekerja sebagai buruh cuci, rela bekerja mencuci pakaian pelanggannya sejak subuh, agar tak tertinggal momen bersejarah itu. Ketika ditanya kenapa ketiganya sangat tertarik dengan Fauzi Bahar, serentak ketiga ibu-ibu ini menjawab “Subuh Mubarokah”. “Sangat mendidik bagi anak-anak kami,” ujar Nurlis.
Mobil Diderek
Tak semua memang pengunjung yang tertib. Beberapa dari mereka, ada yang memarkirkan mobil di sembarang tempat. Aparat Poltabes Padang terpaksa melakukan penertiban dengan menderek sebuah mobil Daihatsu Xenia nomor polisi BA 2550 TO. Mobil ini langsung diderek aparat ke Mapoltabes Padang.
Wakasat Lantas Poltabes Padang AKP Daswati D menuturkan, pihaknya telah dua kali memberitahukan keberadaan mobil tersebut melalui pengeras suara. Namun pemilik kendaraan tidak juga ke luar memindahkan mobilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar